Senin, 30 November 2015

Analais Film


Judul film :
Tanah Surga Katanya
Aktor :
Fuad Idris sebagai Kakek Hasyim


Sipnosi  :
Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 hidup dengan kesendiriannya. Setelah istri tercintanya meninggal, ia memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama anak laki-laki satu-satunya yang juga menduda Haris dan dua orang anak Haris bernama Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia Malaysia membuat persoalan tersendiri, karena masih didominasi oleh keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perbatasan harus berjuang setengah mati untuk mempertahankan hidup mereka, termasuk keluarga Hasyim, namun kesetiaan dan loyalitasnya pada bangsa dan Negara membuat Hasyim bertahan tinggal.
Haris anak Hasyim, memilih hidup di Malaysia karena menurutnya Malaysia jauh lebih memberi harapan bagi masa depannya. Dia juga bermaksud mengajak seluruh keluarga pindah ke Malaysia termasuk bapaknya. Astuti, seorang guru sekolah dasar di kota datang tanpa direncanakannya. Ia mengajar di sekolah yang hampir roboh karena setahun tidak berfungsi. Tak lama berselang dr. Anwar, seorang dokter muda datang ke daerah itu, karena tidak mampu bersaing sebagai dokter professional di kota. Salman dan Salina gembira hatinya karna kedatangan guru Astuti dan dr. Anwar, yang oleh penduduk dikenal dengan sebutan dokter intel.Baru diketahui bahwa Hasyim mengidap penyakit yang membahayakan bagi hidupnya dan dokter intel mengharapkan Hasyim di bawa pengobatan yang lebih layak .Salman berusaha memenuhi kebutuhan di perjalanannya 400 ringgit adalah uang yang diperlukan. Suatu hari ketika Salina bersama Ayah kandungnya berada di Malaysia,Sakit yang di diderita Hasyim kambuh, Salmanpun bingung dan memanggil dokter intel. Salman dan dr. Intel membawa Hasyim kerumah sakit ketika di perjalanan bensin yang ada pada deasel perahu yang ditumpangi habis. ketika dipertengahan Hasyim meninggal.
               Di sini saya mengambil kisah seorang kake hasyim yang di perankan oleh Fuad Idris dimana beliau tidak hilang rasa cinta nya ke pada tanah air tercinta Indonesia yang mana tempat dia tinggal langsung berbatasan dengan negara tetangga malaysia, walau serba kekurangan di negara sendiri kake hasyim tetap setia dan loyalitas terhadap negaranya Indonesia.

Minggu, 15 November 2015

Mind Map Malang

Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2. Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di kota ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.


Berikut mind map mengenai kota malang

Malang juga dijuluki Parijs van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota "Paris" di timur Pulau Jawa. Selain itu, Malang juga mendapat julukan Zwitserland van Javakarena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, menyamai negara Swiss di Eropa.

Saya sendiri memiliki ide untuk membuat suatu film dokumenter tentang kota malang karena di sana mempunyai detinasi wisata, kuliner dan berbagai sejarah yang panjang di mana masih di teliti kenapa di namakan dengan kota malang.

Minggu, 04 Oktober 2015

BIOGRAFI


Nama saya Taufik Dwi Kurniawan saya lahir di Jakarta, 27 April 1995. Saya lahir disebuah bidan di daerah Jakarta Selatan. Ayah saya asli Betawi, dan ibu saya asli Ponorogo Jawa Timur. Walaupun ada keturunan Jawa tetapi saya tidak mengerti bahasa Jawa, karena kecil dan besar di Jakarta.

Pada umur 5th saya mulai masuk dunia sekolah yaitu TK Islma Al-Iklas di Jakarta selatan, di situ saya belajar membaca, menulis, mengenal warna dan mendapatkan teman teman baru.

Setelah dari TK saya kembali mengenyam pendidikan di tahap sekolah dasar di SDN 01 Pagi di Jakarta Selatan, disini saya mulai belajar yang berbobot selama 6th mulai dari matematika, agama, ipa, ips, bhs.indonesia dan lain lainnya, prestasi saya selama sekolah dasar setabil-setabil saja tidak turun naik.

Lalu saya melanjutkan pendidikan di SMP N 16 Jakrata Selatan dan di sini saya mulai tertarik dengan dunia fotografi dan video editing yang menurut saya itu adalah seni.

Setelah 3th mengenyam pendidikan di SMP N 16 Jakarta, saya melanjutkannya ke SMK N 19 Jakarta di Jakarta Pusat dan saya mengambil jurusan Multimedia, alasan saya mengambil jurusan ini dikarena saya ingin mendalami seni fotografi dan editing, banyak ilmu ilmu baru yang saya pelajari dari dunia foto dan editing tidak semudah apa yang saya bayangkan, kamera pertama saya yaitu canon 1100d.

Setelah lulus dari SMK N 19 Jakarta, saya melanjutkan kuliah di Universitas Mercubuana Jakarta Barat, saya mengambil jurusan Broadcasting untuk memperdalam yg saya sukai yaitu foto dan editing. Di mercu saya mengambil ukm tentang fotografi, dri sini saya mengenal sejarah kamera dri KLJ, Kmaera Analog, DSLR dan yg sedang buming yaitu saat ini untuk foto dan video menggunankan Drone. Dari dunia ini lah saya mulai bisa mendapatkan penghasilan kecil-kecilan untuk memebeli kamera sendiri dan drone sendiri.

Proses Creative yang saya dapatkan di dalam dunia foto video dan editing datang tiba tiba saat saya melihat moment moment yg tidak derduga, jika di singgung dengan proses creative Ajip Rosidi sangat berbeda.

Senin, 21 September 2015

AJIP ROSIDI (Memberi Kesaksian Tentang Hidup)

Ajip Rosidi

Ajip Rosidi

Nama Lengkap : Ajip Rosidi
Pekerjaan : Sastrawan, Sastrawan Sunda, Budayawan, Dosen, Redaktur
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Senin, 31 Januari 1938
Warga Negara : Indonesia


BIOGRAFI
Ajip Rosidi adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Ajip merupakan salah satu pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah). Ajip juga aktif menulis drama, cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, lelucon, dan memoar serta menjadi editor beberapa bunga rampai. 

Ajip menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956). Ajip memang tak tamat SMA, tapi berkat hasil bacaan yang sangat luas dan karya-karyanya yang berlimpah, pada tahun 1967-1970, ia dipandang pantas untuk menjadi dosen luar biasa di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung. Kemudian pada 1981, berkat peranannya dalam bidang kesusastraan dan kebudayaan, Ajip diangkat sebagai guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka). Sejak itu, ia juga ditugasi mengajar di Tenri Daigaku (1982-1994) dan Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996). 

Pada usia 12 tahun, saat masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat, tulisan Ajip telah dimuat dalam ruang anak-anak di harian Indonesia Raya. Ketika SMP, Ajip bahkan sudah menekuni dunia penulisan dan penerbitan. Tulisan-tulisannya berbahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa, bahkan beberapa karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, seperti dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, Kroasia, Rusia, dll. Ajip dikenal sebagai sosok yang mengharumkan budaya Sunda di kancah internasional. Kini Ajip aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit, seperti Yayasan Kebudayaan Rancag dan Pusat Studi Sunda.



PENDIDIKAN

  • Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950)
  • Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
  • Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (tidak tamat) (1956)


KARIR
  • Penerbit, editor dan pemimpin majalah Suluh Pelajar (1953-1955)
  • Anggota LBSS dan menjadi anggota pengurus pleno (1956-1958) dan anggota Dewan Pembina (terpilih dalam Kongres 1993), tapi mengundurkan diri (1996)
  • Anggota BMKN 1954, dan menjadi anggota pengurus pleno (terpilih dalam Kongres 1960)
  • Pendiri penerbit Kiwari di Bandung (1962)
  • Pendiri penerbit Cupumanik (Tjupumanik) di Jatiwangi (1964)
  • Pendiri penerbit Duta Rakyat (1965) di Bandung
  • Pemimpin redaksi Mingguan Sunda 1965-1967
  • Tahun 1967 diangkat sebagai dosen luar biasa pada Fakultas Sastera Universitas Padjadjaran di Bandung
  • Pemimpin redaksi majalah kebudayaan Budaya Jaya (1968-1979)
  • Anggota DKJ sejak awal (1968), kemudian menjadi Ketua DKJ beberapa masa jabatan (1972-1981)
  • Salah seorang pendiri dan salah seorang Ketua PP-SS yang pertama (1968-1975)
  • Mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun dan Folklor Sunda (PPP-FS) yang banyak merekam Carita Pantun dan mempublikasikannya (1970-1973)
  • Pendiri penerbit Pustaka Jaya (1971)
  • Pendiri penerbit Pustaka Jaya (kemudian Dunia Pustaka Jaya) di Jakarta (1971)
  • Menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1972-1981)
  • Ketua IKAPI dalam dua kali kongres (1973-1976 dan 1976-1979)
  • Dosen kuliah umum di berbagai universitas di seluruh Indonesia, antara lain di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (Semarang), IKIP Negeri Bandung, IKIP Negeri Padang, di Padang, Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, IKIP Negeri Surabaya, dll
  • Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin (1977)
  • Pendiri penerbit Girimukti Pasaka di Jakarta (1980)
  • Tahun 1981 diangkat sebagai Visiting Professor pada Osaka Gaikokugo Daigaku di Osaka, Jepang (sampai 2003)
  • Tahun 1983-1994 menjadi Gurubesar Luar Biasa pada Tenri Daigaku, di Tenri, Nara
  • Tahun 1983-1996 menjadi Gurubesar Luar Biasa pada Kyoto Sangyo Daigaku di Kyoto
  • Salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan PP-SS (1996)
  • Pendiri penerbit Kiblat Buku Utama di Bandung (2000)


PENGHARGAAN
  • Dalam Kongres Kebudayaan tahun 1957 di Denpasar,  mendapat Hadiah Sastra Nasional  untuk sajak-sajak yang ditulisnya tahun 1955-1956
  • Dalam Kongres  Kebudayaan tahun 1960 di Bandung, mendapat Hadiah Sastra Nasional  untuk kumpulan cerita pendeknya yang berjudul  Sebuah Rumah Buat Hari Tua
  • Tahun 1975 mendapat Cultural Award dari Pemerintah Australia
  • Tahun 1993 mendapat Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia
  • Tahun 1994, terpilih sebagai salah seorang dari Sepuluh Putra Sunda yang membanggakan daerahnya
  • Tahun 1988, sejumlah sahabatnya di Bandung mengadakan peringatan Ajip Rosidi 50 Tahun dengan menerbitkan buku Ajip Rosidi Satengah Abad
  • Tahun 1999 mendapat Kun Santo Zui Hoo Shoo (Order of the Sacred Treasure, Gold Rays with Neck Ribbon) dari pemerintah Jepang
  • Tahun 2003 memperoleh Hadiah Mastera dari Brunei
  • Tahun 2004 mendapat Professor Teeuw Award dari Belanda
  • Tahun 2005, Paguyuban Panglawungan Sastera Sunda (PPSS) di Bandung menyelenggarakan acara dramatisasi, musikalisasi puisi, dan diskusi buku Ayang-ayang Gung dalam rangka 67 Ajip Rosidi (31 Januari 2005)
  • Tahun 2007 mendapat Anugrah Budaya Kota Bandung 2007
  • Mendapat Anugerah Hamengku Buwono IX 2008 untuk berbagai sumbangan positifnya bagi masyarakat Indonesia di bidang sastra dan budaya


PEROSES CREATIVE
Ajip mula-mula menulis karya kreatif dalam bahasa Indonesia, kemudian telaah dan komentar tentang sastera, bahasa dan budaya, baik berupa artikel, buku atau makalah dalam berbagai pertemuan di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Ia banyak melacak jejak dan tonggak alur sejarah sastra Indonesia dan Sunda, menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah, berupa ceramah atau makalah. Dia juga menulis biografi seniman dan tokoh politik.
Ia mulai mengumumkan karya sastera tahun 1952, dimuat dalam majalah-majalah terkemuka pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Indonesia, Zenith, Kisah, dll. Menurut penelitian Dr. Ulrich Kratz 1988, sampai dengan tahun 1983, Ajip adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah).
Bukunya yang pertama, Tahun-tahun Kematian terbit ketika usianya 17 tahun (1955), diikuti oleh kumpulan sajak, kumpulan cerita pendek, roman, drama, kumpulan esai dan kritik, hasil penelitian, dll., baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda, yang jumlahnya sekitar seratus judul.
Karyanya banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, a.l. dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perands, Kroatia, Rusia,

KARYA KARYANYA
  • Tahun-tahun Kematian (kumpulan cerpen, 1955)
  • Ketemu di Jalan (kumpulan sajak bersama SM Ardan dan Sobron Aidit 1956)
  • Pesta (kumpulan sajak, 1956)
  • Di Tengah Keluarga (kumpulan cerpen, 1956)
  • Sebuah Rumah buat Haritua (kumpulan cerpen, 1957)
  • Perjalanan Penganten (roman, 1958, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh H. Chambert-Loir, 1976; Kroatia, 1978, dan Jepang oleh T. Kasuya, 1991)
  • Cari Muatan (kumpulan sajak, 1959)
  • Membicarakan Cerita Pendek Indonesia (1959)
  • Surat Cinta Enday Rasidin (kumpulan sajak, 1960);
  • Pertemuan Kembali (kumpulan cerpen, 1961)
  • Kapankah Kesusasteraan Indonesia lahir? (1964; cetak ulang yang direvisi, 1985)
  • Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1967)
  • Jeram (kumpulan sajak, 1970);
  • Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1976)
  • Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia (1969)
  • Ular dan Kabut (kumpulan sajak, 1973);
  • Sajak-sajak Anak Matahari (kumpulan sajak, 1979, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh T. Indoh, dan dimuat dalam majalah Fune dan Shin Nihon Bungaku 1981